BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Bahasa
adalah suatu sistem bunyi ujar yang dipergunakan manusia untuk berkomunikasi.
Bahasa terdiri dari dua objek kajian, yaitu bahasa dalam bentuk lisan maupun
dalam bentuk tulisan. Bahasa lisan, yaitu bahasa dalam bentuk bunyi ujaran
sedangkan bahasa tulisan merupakan bahasa yang penyampaiannya digunakan secara
tertulis.
Dari
cabang kajian lingustik ( Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik, dan
Leksikologi ) dapat diperhatikan kajian
ini lebih mengarah kepada data yang bersumber dari bahasa lisan. Pada kajian
Fonologi lebih terarah pada persoalan dan proses bunyi yang diucapkan oleh alat
ucap manusia. Pada kajian Morfologi lebih terarah pada persoalan struktur
internal kata, persoalan susunan kata dan kalimat. Pada kajian Semantik lebih
terarah pada persoalan makna kata. Pada kajian Leksikologi lebih terarah pada
persoalan perbendaharaan kata.
Berbicara
mengenai analisis kesalahan morfologi sebenarnya sudah lama diteliti oleh para
ahli-ahli bahasa maupun ahli lingustik, baik yang bersifat preskriptif ( ketentuan
resmi yang berlaku ) maupun yang bersifat deskriptif ( menggambarkan apa adanya
). Tetapi di dalam buku-bukunya masih memiliki kekurangan seperti: mengapa
prefiks ber- dapat diimbuhkan; mengapa prefiks ber- tidak dapat diimbuhkan;
mengapa prefiks ber- maupun prefiks me- sama-sama dapat dimbuhkan; prefiks ber-
maupun prefiks me- sama-sama tidak dapat diimbuhkan; afiks gabungan memper- kan
dapat diimbuhkan.
Sebagai
bahasawan bahasa Indonesia sebaiknya kita lebih dulu mengetahui pengunaan
afiksasi ( kata dasar ), pengunaan reduplikasi ( pengulangan kata ), penggunaan
kata majemuk ( frase ), dan penggunaan klausa ( kelompok kata ) untuk membahas
atau mengganalisis kesalahan-kesalahan dalam bidang kajian morfologi.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang kami bahas dalam mkalah ini yaitu:
1.
Penggunaan afiksasi ( kata dasar )?
2.
Penggunaan reduplikasi ( pengulangan kata ) ?
3.
Penggunaan kata majemuk ( frase ) ?
4.
Penggunaan klausa ( kelompok kata ) ?
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Morfologi
Secara
etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk” dan kata
logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ Ilmu
yang mempeajari tentang bentuk-bentuk dan pembentukan kata”. Sedangkan di dalam
kajian biologi morfologi berarti “ilmu mengenai bentuk-bentuk sel tumbuhan atau
jasad-jasad mahkluk hidup”.
Berbicara
mengenai pembetukan kata akan melibatkan komponen atau unsur pembentukan kata,
yaitu morfem, baik morfem dasar ( bebas ) maupun morfem terikat ( afiks dan dasar ), dengan
berbagai alat proses pembentukan kata itu, yaitu afiks dalam proses pembentukan
kata melalui proses afiksasi, duplikasi ataupun pengulangan dalam proses
pembentukan kata melalui proses reduplikasi, penggabungan dalam proses
pembentukan kata melalui proses komposisi. Jadi, ujung dari proses morfologi
adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan dan makna sesuai dengan keperluan
dalam satu tindak pertuturan.
II.2
Bentuk-bentuk Kesalahan Morfologi
Berdasarkan
analisis kesalahan berbahasa, kesalahan dalam kajian Morfologi mencakup:
1.
Kesalahan Penggunaan afiksasi
afiksasi ialah proses penambahan kata dasar.
a.
Salah menentukan bentuk dasar
Contohnya: Perubahan rubah
( sebenarnya harus menjadi ubah )
Menghimbau himbaw ( sebenarnya harus menjadi himbau )
Terampil trampil ( seharusnya menjadi terampil )
b.
Fonem yang seharusnya diluluhkan tetapi tidak
diluluhkan
Contohnya: Menertawakan ( Benar ) me + tertawakan, bukan
menjadi Mentertawakan
( Salah )
Pembelajaran pe
+ pelajaran, bukan menjadi Pemelajaran
Benar
Salah
c.
Fonem seharusnya tidak diluluhkan tetapi
diluluhkan
Contohnya: Memfotokopi me
+ fotokopi, bukan menjadi Memotokopi
Benar Salah
Memfitnah me
+ fitnah, bukan menjadi Memitnah
Benar Salah
Memperoleh me + peroleh, bukan menjadi Memeroleh
Benar Salah
d.
Penyingkatan ( me-, menge-, men-, menya- )
Contohnya: Menonton ( Benar ), sedangkan Nonton (
Salah )
Menyisir ( Benar ), sedangkan Nyisir ( Salah )
Mengelap ( Benar ), sedangkan Ngelap ( salah )
e.
Penggunaan Kombinasi
Contohnya: Pasca sarjana ( Benar ), sedangkan Pascasarjana
( Salah )
Narasumber ( Benar ), sedangkan Nara sumber ( Salah )
Dwiwarna
( Benar ), sedangkan Dwi
warna ( Salah )
2.
Kesalahan Penggunaan reduplikasi
reduplikasi ialah pengulangan bentuk kata.
a.
Berbahasa disebabakan kesalahan dalam menentukan
bentuk dasar yang diulang.
Contohnya: mengemasi diualang menjadi mengemas-kemasi,
seharusnya mengemas-ngemasi.
b.
Kesalahan berbahasa terjadi
karena bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanyasebahagian yang diulangi.
Contohnya: Kaki tangan diulang
menjadi kaki-kaki tangan, seharusnya
diulang seluruhnya kaki tangan- kaki tangan.
c.
Kesalahan berbahasa terjadi karena menghindari
perulangan yang terlalu
panjang. Contohnya: Orangtua bijaksana diulang
hanya sebagian yakni, orang-orang
tua bijaksana, seharusnya perulangannya penuh orangtua bijaksana-orangtua bijaksana.
II.3 Model Analisis
Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Morfologi
Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi sebahagian besar
berkaitan dengan bahasa tulis. Tentu saja kesalahan berbahasa dalam bahasa
tulis ini berkaitan juga dengan bahasa lisan apalagi bila kesalahan berbahasa
dalam penulisan morfologi itu dibacakan. Kesalahan berbahasa dalam bidang
morfologi disebabkan oleh berbagai hal. Kesalahan berbahasa bidang morfologi
dapat dikelompokkan menjadi kelompok afiksasi, reduplikasi, dan gabungan kata
atau kata majemuk.
Kesalahan berbahasa dalam tataran afiksasi dapat disebabkan
oleh berbagai hal. Pertama, kesalahan berbahasa karena salah menentukan bentuk
asal. Misalnya bentuk gramatik himbau, lola, lanjur, lunjur dianggap sebagai
bentuk asal. Padahal bentuk asal yang benar adalah imbau, kelola, anjur, unjur.
Kedua, fonem yang seharusnya luluh dalam proses afiksasi tidak diluluhkan.
Misalnya fonem /t/ dalam kata terjemah dan tertawa atau fonem /t/ dalam kata
terjemah dan tertawa atau fonem /s/ dalam kata sukses. Ketiga, fonem yang
seharusnya tidak luluh dalam proses afiksasi justru diluluhkan. Misalnya fonem
/f/ dalam kata fitnah atau fonem /c/ dalam kata cuci atau cinta. Keempat,
penulisan klitika yang tidak tepat, penulisan kata depan yang tidak tepat, dan
penulisan partikel yang tidak tepat.
Kesalahan berbahasa dalam tataran reduplikasi disebabkan
oleh hal-hal berikut ini. Pertama, kesalahan berbahasa disebabkan kesalahan
dalam menentukan bentuk dasar yang diulang. Misalnya bentuk gramatik mengemasi diulang
menjadi mengemas-kemasi yang seharusnya mengemas-ngemasi. Kedua, kesalahan
berbahasa terjadi karena bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebahagian
yang diulangi. Misalnya bentuk gramatik kaki tangan diulang menjadi kaki-kaki
tangan yang seharusnya diulang seluruhnya, yakni kaki tangan-kaki tangan.
Ketiga, kesalahan berbahasa terjadi karena menghindari perulangan yang terlalu
panjang. Misalnya bentuk gramatik orang tua bijaksana diulang hanyasebahagian
yakni, orang-orang tua bijaksana. Seharusnya perulangannya penuh, yakni orang
tua bijaksana-orang tua bijaksana.
Dalam gabungan kata atau kata majemuk kesalahan berbahasa
terjadi dalam penggabungan, reduplikasi, dan afiksasi. Gabungan kata yang
seharusnya serangkai dituliskan tidak serangkai, misalnya matahari (serangkai)
dituliskan tidak serangkai, yakni mata hari. Inilah penyebab pertama kesalahan
berbahasa dalam tataran kata majemuk atau gabungan kata. Kedua,kesalahan
berbahasa terjadi karena kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah,
sebaliknya ditulis bersatu. Misalnya kata majemuk yang ditulis bersatu ini
rumahsakit, tatabahasa, dan matapelajaran seharusnya ditulis terpisah seperti
berikut rumah sakit, tata bahasa, dan mata pelajaran. Ketiga, kesalahan
berbahasa terjadi karena kata majemuk yang sudah berpadu benar kalau diulang
seluruhnya harus diulang. Ternyata dalam penggunaan bahasa hanya sebahagian
yang diulang. Misalnya, segi-segitiga, mata-matahari, dan bumi-bumiputra
dituliskan secara lengkap menjadi segitiga-segitiga, matahari-matahari, dan
bumiputra-bumiputra. Keempat, kesalahan berbahasa terjadi karena proses
prefiksasi atau sufiksasi dianggap menyatukan penulisan kata majemuk yang belum
padu. Misalnya proses afiksasi ber- pada kata majemuk bertanggungjawab
seharusnya ditulis bertanggung jawab.
II.3.1 Salah Menentukan Bentuk Asal
Kata
telantar dan telunjur dianggap berasal dari bentuk asal lantar dan lunjur.
Kemudian dari kedua bentuk asal yang salah itu dibentuklah kata kompleks
terlantar dan terlunjur. Dari kata kompleks mengelola diambil kesimpulan bahwa
bentuk asalnya adalah lola. Dari bentuk dasar lola dibentuk kata dilola dan
melola. Tentu saja bentukan baru itu salah karena bentuk asalnya pun salah.
Bentuk asal yang benar adalah kelola.
Berikut ini disajikan
sejumlah contoh bentuk asal yang salah dan disebelahnya disertakan bentuk asal
yang benar.
Salah Benar
himbau imbau
trap terap
lanjur anjur
lunjur unjur
telor telur
II.3.2
Fonem Yang Luluh Tidak Diluluhkan
Fonem /t/ dalam kata
terjemah dan fonem /s/ di awal kata sukses seharusnya luluh apabila kedua kata
itu bergabung dengan morfem meN-. Dalam kenyataan penggunaan bahasa kedua fonem
itu tidak diluluhkan sehingga terbentuk kata kompleks menterjemahkan dan menyukseskan.
Hasil pengafiksasian seharusnya menerjemahkan dan menyukseskan.
Berikut ini disajikan
sejumlah contoh kata-kata lain yang fonem awalnya seharusnya luluh tetapi tidak
diluluhkan dalam proses afiksasi.
Salah Benar
mentabrak
menabrak
mentertawakan
menertawakan
mentendang
menendang
mentumis
menumis
mentumbuk
menumbuk
II.3.3
Fonem Yang Tidak Luluh Diluluhkan
Fonem /t/ dalam kata fitnah, foto, dan fokus seharusnya
tidak luluh apabila kata-kata itu digabung dengan morfem meN-. Dalam kenyataan
penggunaan bahasa fonem /f/ dalam kata-kata tersebut luluh dalam proses
afiksasi dengan morfem meN-. Akibatnya terjadilah kesalahan berbahasa dalam
bidang morfologi.
Berikut ini penulis sajikan sejumlah contoh kata
lain yang fonem pertamanya (/f/ atau /p/) seharusnya tidak luluh tetapi
diluluhkan oleh pemakai bahasa dalam proses afiksasi.
Salah Benar
memitnah
memfitnah
memotokopi
memfotokopi
memilemkan
memfilemkan
memasihkan
memfasihkan
II.3.4 Penyingkatan
Morf men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan nge
Salah satu morfem pembentuk kata kerja yang sangat produktif
dalam bahasa Indonesia adalah morfem meN-. Variasi atau alomorf morfem
meNadalah me-, men-, meny-, mem-, meng-, dan mengetahui-. Dalam penggunaan
bahasa, mungkin karena pengaruh bahasa daerah, morf men-, meny-, meng-, dan
menge- disingkat menjadi n, ny, ng, dan nge dalam pembentukan kata kerja. Hal
ini tentu menimbulkan kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi.
Berikut ini disajikan sejumlah contoh pembentukan kata kerja
yang salah karena menyingkat morf men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny,
ng, dan nge.
1) Morf men- disingkat menjadi n.
Salah Benar
natap menatap
nari menari
nolong menolong
nonton menonton
nutupi menutupi
2) Morf men- disingkat menjadi n.
Salah Benar
nyambal
menyambal
nyuruh menyuruh
nyapu menyapu
nyikat menyikat
nyisir menyisir
3) Morf meng- disingkat menjadi ng.
Salah Benar
ngarang
mengarang
ngambil
mengambil
ngajar mengajar
ngomel mengomel
ngubah mengubah
4) Morf menge- disingkat menjadi nge.
Salah Benar
ngelap mengelap
ngelas mengelas
ngecat mengecat
ngebom mengebom
ngetik mengetik
II.3.5 Perubahan
morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
1) Morfem ber- berubah menjadi be- apabila
bergabung dengan kata-kata:
a) yang diawali oleh fonem /r/
b) yang suku pertamanya mengandung bunyi (er)
Salah Benar
berracun
beracun
berragam
beragam
berkerja
bekerja
berternak beternak
bercermin
becermin
Catatan:
Morfem
ber- menjadi bel- bila bergabung dengan kata ajar.
Salah Benar
berajar
belajar
2) Morfem per- berubah menjadi pe- apabila bergabung dengan
kata-kata:
a) yang
diawali oleh fonem /r/
b) yang suku pertamanya mengandung bunyi (er)
Salah Benar
perracun
peracun
perrintis
perintis
perkerja
pekerja
perternakan
peternakan
perterjun payung peterjun
paying
Catatan:
Morfem
per- menjadi pel- bila bergabung dengan kata ajar.
Salah Benar
perajar
pelajar
perajaran
pelajaran
3) Morfem ter- berubah menjadi te- apabila bergabung dengan
kata-kata:
a) yang diawali oleh fonem /r/
b) yang suku pertamanya mengandung bunyi (er)
Salah Benar
terraba
teraba
terraih
teraih
terralat
teralat
terpercik
tepercik
terperdaya
teperdaya
II.3.6
Penulisan Morfem yang Salah
1) Morfem
non dan pan bila digabung dengan kata-kata yang diawali dengan huruf kapital
maka di antara morfem non dan pan dengan kata tersebut diberi garis tanda
pisah.
Salah Benar
non
Islam non-Islam
non
Kristen non-Kristen
non
Indonesia non-Indonesia
pan
Amerika pan-Amerika
pan
Asia pan-Asia
2) Morfem
–Mu dan –Nya sebagai kata ganti untuk Allah selalu ditulis dengan huruf
kapital bila digabungkan
dengan bentuk gramatik lainnya.
Salah Benar
Allah
akan menunjukkan Allah
akan menunjukkan
jalan
yang benar kepada jalan
yang benar kepada
hambanya,
hambaNya,
Bimbinglah
hambamu, ya, Bimbinglah hamba-Mu, ya,
Allah
ke jalan yang Allah
ke jalan yang
Engkau
beri rahmat, Engkau
beri rahmat,
3) Morfem
ku- dan kau- yang dikenal dengan nama klitika dituliskan serangkai
dengan kata kerja yang
mengikutinya.
Salah Benar
ku ajar
kuajar
ku ajak
kuajak
kau
akhiri kauakhiri
kau
lepaskan kaulepaskan
kaucantik
kau
cantik
(bukan
kata kerja)
kaubergandengan
kau
bergandengan
(kk
berimbuhan)
4) Morfem di, ke dan dari yang
dikenal dengan nama depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Salah Benar
dirumah
di rumah
dipasar
di
pasar
dijalan
di
jalan
diatas di
atas
disamping
di
samping
Selain
di depan keterangan tempat atau arah kata depan di juga dituliskan di
depan kata ganti dan keterangan waktu. Penulisan seperti hal yang terakhir ini
tidak tepat. Lebih tepat apabila kata depan di diganti dengan kata pada.
Salah Benar
di saya
pada
saya
di ibu pada
ibu
di
mereka pada
mereka
di pagi
hari pada
pagi hari
di
akhir kuliah pada
akhir kuliah
Kata
depan ke digunakan untuk menyatakan tempat, arah, atau tujuan. Kata
depan ke selalu ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Salah Benar
keatas ke
atas
kebawah
ke
bawah
kesamping
ke
samping
kesebelah
ke
sebelah
kepinggir
ke
pinggir
Selain
di depan keterangan tempat atau arah, kata depan ke juga digunakan di
depan kata ganti. Penulisan seperti ini tentu tidak tepat
sehingga
menimbulkan kesalahan berbahasa.
Salah Benar
ke saya
kepada
saya
ke kami
kepada
kami
ke
mereka kepada
mereka
ke ibu kepada
ibu
ke
paman kepada
paman
Kata
depan dari digunakan untuk menyatakan tempat atau arah. Kata depan dari
selalu dituliskan secara terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Salah Benar
dariatas
dari
atas
daritengah
dari
tengah
daripinggir
dari
pinggir
darijauh
dari
jauh
daridalam
dari
dalam
5) Morfem per dan pun yang lebih dikenal
dengan nama partikel per dan pun cara penulisannya ada dua. Pertama dituliskan
secara terpisah dan kedua dituliskan secara terpadu.
a) Apabila partikel per berarti mulai, demi,
atau tiap, maka partikel per ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.
Salah Benar
perabjad
per
abjad
perjam per
jam
perhari
per
hari
perminggu
per
minggu
persatu
April per
satu April
b) Apabila partikel per tidak berarti mulai,
demi, atau tiap, maka partikel per itu bernama morfem per-
dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Salah Benar
per
besar perbesar
per
satu persatu
per dua perdua
per
tinggi pertinggi
per
lebar perlebar
c) Apabila partikel pun bermakna juga,
maka partikel pun dituliskan secara terpisah dengan kata yang diikutinya.
Salah Benar
airpun air
pun
akupun aku
pun
merekapun
mereka
pun
apapun apa
pun
sedikitpun
sedikit
pun
d) Apabila partikel pun tidak bermakna juga,
maka partikel pun dituliskan secara terpisah dengan kata yang diikutinya.
Salah Benar
ada pun
adapun
andai
pun andaipun
bagaimana
pun bagaimanapun
kendati
pun kendatipun
sekali
pun sekalipun
II.3.7
Perulangan yang Salah
Bentuk dasar dapat diulang sehingga menghasilkan bentuk
gramatik yang baru. Bentuk dasar itu dapat diulang seluruhnya dan dapat pula
diulang sebahagian. Hasil perulangan itu disebut kata ulang. Ada dua sumber
penyebab kesalahan kata ulang, yakni cara penulisan dan penentuan bentuk dasar
yang diulang.
1) Kata ulang ditulis lengkap
dan di antara kedua unsurnya diberi tanda garis hubung
(-).
Salah Benar
kuda
kuda kuda-kuda
rumah rumah rumah-rumah
kuda
kudaan kuda-kudaan
tolak
menolak tolak-menolak
berjalan
jalan berjalan-jalan
2) Morfem non dan pan bila
digabung dengan kata-kata yang diawali dengan huruf
kapital maka di antara morfem non dan pan
dengan kata tersebut diberi garis tanda
pisah.
Salah Benar
cinta-menyintai
cinta-mencintai
cubit-menyubit
cubit-mencubit
cari-menyari
cari-mencari
membuang-mbuang
membuang-buang
mengutik-utik mengutik-ngutik
II.3.8
Kata Majemuk yang Ditulis Serangkai
Sejumlah kata majemuk
telah mengalami proses perpaduan secara sempurna. Kata majemuk yang telah
mengalami proses perpaduan seperti ini biasanya ditulis serangkai.
Salah Benar
bumi
putra bumiputra
segi
tiga segitiga
sapu
tangan saputangan
darma
wisata darmawisata
suka
rela sukarela
Kata majemuk yang
ditulis serangkai ini dapat dikenali dengan salah satu unsurnya. Unsur-unsur
seperti anti, antar, baku, dasa, ekstra, infra, intra, dan lainlain, merupakan
tanda bahwa paduan kata dengan kata tersebut di atas adalah kata majemuk yang
ditulis serangkai.
Anti
Salah Benar
anti
narkotik antinarkotik
anti
peluru antipeluru
anti
karat antikarat
anti
perang antiperang
anti
korupsi antikorupsi
Antar
Salah Benar
antar
pulau antarpulau
antar
bangsa antarbangsa
antar
kota antarkota
antar
negara antarnegara
antar
desa antardesa
Baku
Salah Benar
baku
hantam bakuhantam
baku piara bakupiara
baku
pukul bakupukul
baku
rebut bakurebut
baku
tembak bakutembak
Dasa
Salah Benar
dasa
lomba dasalomba
dasa
sila dasasila
dasa
warsa dasawarsa
dasa
muka dasamuka
dasa
marga dasamarga
Ekstra
Salah Benar
ekstra
parlementer ekstraparlementer
ekstra
kordial ekstrakordial
ekstra
polasi ekstrapolasi
ekstra
versi ekstraversi
ekstra
aksi ekstraaksi
Infra
Salah Benar
infra
struktur infrastruktur
infra
merah inframerah
infra
molekuler inframolekuler
infra
spesifik infraspesifik
infra
sonik infrasonik
Inter
Salah Benar
inter
nasional internasional
inter
ferensi interferensi
inter
insuler interinsuler
inter
etnik interetnik
inter
aksi interaksi
Intra
Salah Benar
intra
molekul intramolekul
intra
dermal intradermal
intra
bahasa intrabahasa
intra
kalimat intrakalimat
intra
muskuler intramuskuler
Maha
Salah Benar
maha
siswa mahasiswa
maha
kuasa mahakuasa
maha
guru mahaguru
maha esa mahaesa
maha
raja maharaja
Mikro
Salah Benar
mikro
organisme mikroorganisme
mikro
ekonomi mikroekonomi
mikro
bus mikrobus
mikro
elemen mikroelemen
mikro
film mikrofilm
Pramu
Salah Benar
pramu
gari pramugari
pramu
niaga pramuniaga
pramu
saji pramusaji
pramu wisma pramuwisma
pramu
ria pramuria
Proto
Salah Benar
proto
tipe prototipe
proto
plasma protoplasma
proto
sejarah protosejarah
proto vitamin protovitamin
proto
nopia protonopia
Psiko
Salah Benar
psiko
linguistik psikolinguistik
psiko sastra psikosastra
psiko
analisis psikoanalisis
psiko
somatik psikosomatik
psiko
terapi psikoterapi
Ultra
Salah Benar
ultra
modern ultramodern
ultra
mikroskopik ultramikroskopik
ultra
violet ultraviolet
ultra
ungu ultraungu
ultra marin ultramarine
Supra
Salah Benar
supra
segmental suprasegmental
supra
molekuler supramolekuler
supra
nasional supranasional
supra
insus suprainsus
supra natural supranatural
II.3.9
Kata Majemuk yang Ditulis Terpisah
Sebagian besar kata
majemuk dalam bahasa Indonesia sedang mengalami proses penyatuan. Selama proses
ini belum selesai maka kata majemuk itu ditulis terpisah.
Salah Benar
adupenalti
adu
penalti
anakbawang
anak
bawang
baliknama
balik
nama
ibukota
ibu
kota
jurumasak
juru
masak
Kata majemuk yang
ditulis terpisah ini mempunyai ciri tertentu. Biasanya salah satu unsur
pembentuk kata majemuk itu adalah kata-kata yang tertulis berikut ini.
Adu
Salah Benar
aducepat
adu
cepat
adukening
adu
kening
adulari
adu
lari
adulidah
adu
lidah
adutenaga
adu
tenaga
Alih
Salah Benar
alihbahasa alih
bahasa
alihlangkah
alih
langkah
alihkecek
alih
kecek
alihnama
alih
nama
alihteknologi
alih
teknologi
Ambil
Salah Benar
ambilalih
ambil
alih
ambilbagian
ambil
bagian
ambilberat
ambil
berat
ambilhati
ambil
hati
ambilpusing
ambil
pusing
Anak
Salah Benar
anakasuh
anak
asuh
anakbenua
anak
benua
anakbuah
anak
buah
anakbukit
anak
bukit
anakistri
anak
istri
Ayam
Salah Benar
ayamsabung
ayam
sabung
ayamsayur
ayam
sayur
ayamkampung
ayam
kampung
ayamgoreng
ayam
goreng
ayampanggang
ayam
panggang
Balik
Salah Benar
balikadab balik adab
balikkarah
balik
arah
baliknama
balik
nama
balikrujuk
balik
rujuk
balikbelakang
balik
belakang
Bebas
Salah Benar
bebasbea
bebas
bea
bebasbeca
bebas
beca
bebashambatan
bebas
hambatan
bebasrahasia
bebas
rahasia
bebastugas
bebas
tugas
Belah
Salah Benar
belahbatang
belah
batang
belahbetung
belah
betung
belahbuluh
belah
buluh
belahdada
belah
dada
belahketupat
belah
ketupat
Berat
Salah Benar
beratanak
berat
anak
beratjodoh
berat
jodoh
beratkaki
berat
kaki
beratkepala
berat
kepala
beratlidah berat
lidah
Besar
Salah Benar
besarcakap
besar
cakap
besarhati besar
hati
besarkalang
besar
kalang
besarkepala
besar
kepala
besarmulut
besar
mulut
Biang
Salah Benar
biangcuka
biang
cuka
biangjari
biang
jari
biangkeladi
biang
keladi
biangkeringat
biang
keringat
biangtangan
biang
tangan
Bibir
Salah Benar
bibirbelanga
bibir
belanga
bibircangkir bibir
cangkir
bibircawan
bibir
cawan
bibirjalan
bibir
jalan
bibirsumur
bibir
sumur
Buah
Salah Benar
buahbaju
buah
baju
buahbetis
buah
betis
buahcakap
buah
cakap
buahcatur
buah
catur
buahkalam
buah
kalam
Buruk
Salah Benar
burukambil
buruk
ambil
burukhati
buruk
hati
buruklaku
buruk
laku
burukmulut
buruk
mulut
buruksangka
buruk
sangka
Buta
Salah Benar
butahati
buta
hati
butahuruf
buta
huruf
butapolitik
buta
politik
butawarna
buta
warna
Cuci
Salah Benar
cucigudang
cuci
gudang
cucimuka
cuci
muka
cucimulut
cuci
mulut
cucicetak
cuci
cetak
cucitangan
cuci tangan
Daya
Salah Benar
dayadorong
daya
dorong
dayapikir
daya
pikir
dayatahan
daya
tahan
dayatarik
daya
tarik
dayajuang daya
juang
Doa
Salah Benar
doamalam doa
malam
doapagi
doa
pagi
doarestu doa
restu
doatobat
doa
tobat
doaselamat
doa
selamat
Garis
Salah Benar
garisbujur
garis
bujur
garishubung
garis
hubung
garislintang
garis
lintang
garislengkung
garis
lengkung
garislurus
garis
lurus
Goyang
Salah Benar
goyangkaki
goyang
kaki
goyangkepala
goyang
kepala
goyanglidah
goyang
lidah
goyangpinggul
goyang
pinggul
goyangdada
goyang
dada
Hak
Salah Benar
hakcipta
hak
cipta
hakjawab
hak
jawab
hakmilik
hak
milik
hakpakai
hak
pakai
hakpilih
hak
pilih
Haus
Salah Benar
hausbuku
haus
buku
hausdahaga
haus
dahaga
hausdarah
haus
darah
hauskuasa
haus
kuasa
hausuang
haus
uang
Hukum
Salah Benar
hukumgantung
hukum
gantung
hukummati
hukum
mati
hukumpancung
hukum
pancung
hukumtembak
hukum
tembak
hukumpecat
hukum
pecat
Ibu
Salah Benar
ibuangkat
ibu
angkat
ibujari
ibu
jari
ibukaki
ibu
kaki
ibukota
ibu
kota
ibupanah
ibu
panah
Ikat
Salah Benar
ikatdagang
ikat
dagang
ikattemas
ikat
temas
ikatkepala
ikat
kepala
ikatkolam ikat
kolam
ikatpermata ikat
permata
Induk
Salah Benar
indukberas
induk beras
indukjari
induk
jari
indukkalimat
induk
kalimat
induksemang
induk
semang
indukkutang
induk
kutang
II.3.10
Perulangan Kata Majemuk
Ada beberapa cara
yang biasa digunakan dalam perulangan kata majemuk. Kata majemuk merupakan
perpaduan dua kata atau lebih menjadi satu kata baru. Perpaduan kata pembentuk
kata majemuk itu ada yang sudah berpadu benar dan ada pula yang dalam proses
berpadu secara lengkap atau utuh. Kata majemuk yang sudah dianggap bersatu
benar bila diulang, perulangannya berlaku seluruhnya. Kata majemuk yang belum
berpadu benar-benar terbukti dalam penulisannya yang masih berpisah apabila
diulang seluruhnya atau diulang
sebagian.
1) Perulangan seluruhnya.
Salah Benar
besar-besar
kecil besar
kecil - besar kecil
biji-biji mata biji
mata - biji mata
buah-buah
hati buah
hati - buah hati
harta-harta
benda harta
benda - harta benda
kaki-kaki
tangan kaki
tangan - kaki tangan
2) Perulangan sebahagian
Tak Salah (kurang ekonomis) Benar
(lebih ekonomis)
abu gosok - abu gosok abu
- abu gosok
alat ukur - alat ukur alat
- alat ukur
cincin kawin - cincin kawin cincin
- cincin kawin
hutan bakau - hutan bakau hutan
- hutan bakau
ikat kepala - ikat kepala ikat
- ikat kepala
3) Lebih dianjurkan perulangan sebahagian
Tidak Dianjurkan
rumah sakit jiwa - rumah sakit jiwa
kereta api cepat - kereta api cepat
tanah tumpah darah - tanah tumpah darah
tukang bubur ayam - tukang bubur ayam
wakil kepala bagian - wakil kepala bagian
Dianjurkan
rumah - rumah sakit jiwa
kereta - kereta api cepat
tanah - tanah tumpah darah
tukang - tukang bubur ayam
wakil - wakil kepala bagian
II.3.11
Kata Majemuk Berafiksasi
1) Kata Majemuk
Berawalan
Salah Benar
beraducepat
beradu cepat
beralihnama
beralih
nama
menganaksungai
menganak
sungai
dicacimaki
dicaci
maki
dicampuraduk
dicampur
aduk
pencucigudang pencuci
gudang
2) Kata majemuk
berakhiran
Salah Benar
anakasuhan
anak
asuhan
anakdidikan anak
didikan
ayamaduan
ayam
aduan
bebashambatan bebas
hambatan
binaragawan
bina
ragawan
II.3.12
Kata Majemuk dengan Gabungan Afiks dan Sufiks
Salah Benar
dianaktirikan
dianaktirikan
dianak-tirikan
dihancur
leburkan dihancurleburkan
dihancur-leburkan
dialih
bahasakan dialihbahasakan
dialih-bahasakan
dibagi
ratakan
dibagiratakan
dibagi-ratakan
pemberi tahuan pemberitahuan
pemberi-tahuan
BAB
III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Kesalahan berbahasa merupakan bagaian
integral dalam proses pembelajaran berbahasa. Yang sangat penting sebagai alat
komunukasi manusia. Tetaapi didalam praktiknya masih terdapat
kesalahan-keslahan, seperti dalam ruang lingkup kajian Morfologi.
Dari
analisis kesalahan yang telah dibahas pada bagian isi dapat disimpulkan
kesalahan berbahasa dalam kajian Morfologi terletak pada penggunaan
afiksasi,reduplikasi, kaja majemuk, dan klausa.
DAFTAR
PUSTAKA
Badudu,
J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia
Chaer,
Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta
Keraf,
Gorys. 1969. Tata Bahasa Indonesia.
Jakarta: Nusa Indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar