BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Bahasa
adalah suatu sistem bunyi ujar yang dipergunakan manusia untuk berkomunikasi.
Bahasa terdiri dari dua objek kajian, yaitu bahasa dalam bentuk lisan maupun
dalam bentuk tulisan. Bahasa lisan, yaitu bahasa dalam bentuk bunyi ujaran
sedangkan bahasa tulisan merupakan bahasa yang penyampaiannya digunakan secara
tertulis.
Dari
cabang kajian lingustik ( Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik, dan
Leksikologi ) dapat diperhatikan kajian
ini lebih mengarah kepada data yang bersumber dari bahasa lisan. Pada kajian
Fonologi lebih terarah pada persoalan dan proses bunyi yang diucapkan oleh alat
ucap manusia. Pada kajian Morfologi lebih terarah pada persoalan struktur
internal kata, persoalan susunan kata dan kalimat. Pada kajian Semantik lebih
terarah pada persoalan makna kata. Pada kajian Leksikologi lebih terarah pada
persoalan perbendaharaan kata.
Berbicara
mengenai analisis kesalahan morfologi sebenarnya sudah lama diteliti oleh para
ahli-ahli bahasa maupun ahli lingustik, baik yang bersifat preskriptif ( ketentuan
resmi yang berlaku ) maupun yang bersifat deskriptif ( menggambarkan apa adanya
). Tetapi di dalam buku-bukunya masih memiliki kekurangan seperti: mengapa
prefiks ber- dapat diimbuhkan; mengapa prefiks ber- tidak dapat diimbuhkan;
mengapa prefiks ber- maupun prefiks me- sama-sama dapat dimbuhkan; prefiks ber-
maupun prefiks me- sama-sama tidak dapat diimbuhkan; afiks gabungan memper- kan
dapat diimbuhkan.
Sebagai
bahasawan bahasa Indonesia sebaiknya kita lebih dulu mengetahui pengunaan
afiksasi ( kata dasar ), pengunaan reduplikasi ( pengulangan kata ), penggunaan
kata majemuk ( frase ), dan penggunaan klausa ( kelompok kata ) untuk membahas
atau mengganalisis kesalahan-kesalahan dalam bidang kajian morfologi.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang kami bahas dalam mkalah ini yaitu:
1.
Penggunaan afiksasi ( kata dasar )?
2.
Penggunaan reduplikasi ( pengulangan kata ) ?
3.
Penggunaan kata majemuk ( frase ) ?
4.
Penggunaan klausa ( kelompok kata ) ?
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian Morfologi
Secara
etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk” dan kata
logi yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ Ilmu
yang mempeajari tentang bentuk-bentuk dan pembentukan kata”. Sedangkan di dalam
kajian biologi morfologi berarti “ilmu mengenai bentuk-bentuk sel tumbuhan atau
jasad-jasad mahkluk hidup”.
Berbicara
mengenai pembetukan kata akan melibatkan komponen atau unsur pembentukan kata,
yaitu morfem, baik morfem dasar ( bebas ) maupun morfem terikat ( afiks dan dasar ), dengan
berbagai alat proses pembentukan kata itu, yaitu afiks dalam proses pembentukan
kata melalui proses afiksasi, duplikasi ataupun pengulangan dalam proses
pembentukan kata melalui proses reduplikasi, penggabungan dalam proses
pembentukan kata melalui proses komposisi. Jadi, ujung dari proses morfologi
adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan dan makna sesuai dengan keperluan
dalam satu tindak pertuturan.
II.2
Bentuk-bentuk Kesalahan Morfologi
Berdasarkan
analisis kesalahan berbahasa, kesalahan dalam kajian Morfologi mencakup:
1.
Kesalahan Penggunaan afiksasi
afiksasi ialah proses penambahan kata dasar.
a.
Salah menentukan bentuk dasar
Contohnya: Perubahan rubah
( sebenarnya harus menjadi ubah )
Menghimbau himbaw ( sebenarnya harus menjadi himbau )
Terampil trampil ( seharusnya menjadi terampil )
b.
Fonem yang seharusnya diluluhkan tetapi tidak
diluluhkan
Contohnya: Menertawakan ( Benar ) me + tertawakan, bukan
menjadi Mentertawakan
( Salah )
Pembelajaran pe
+ pelajaran, bukan menjadi Pemelajaran
Benar
Salah
c.
Fonem seharusnya tidak diluluhkan tetapi
diluluhkan
Contohnya: Memfotokopi me
+ fotokopi, bukan menjadi Memotokopi
Benar Salah
Memfitnah me
+ fitnah, bukan menjadi Memitnah
Benar Salah
Memperoleh me + peroleh, bukan menjadi Memeroleh
Benar Salah
d.
Penyingkatan ( me-, menge-, men-, menya- )
Contohnya: Menonton ( Benar ), sedangkan Nonton (
Salah )
Menyisir ( Benar ), sedangkan Nyisir ( Salah )
Mengelap ( Benar ), sedangkan Ngelap ( salah )
e.
Penggunaan Kombinasi
Contohnya: Pasca sarjana ( Benar ), sedangkan Pascasarjana
( Salah )
Narasumber ( Benar ), sedangkan Nara sumber ( Salah )
Dwiwarna
( Benar ), sedangkan Dwi
warna ( Salah )
2.
Kesalahan Penggunaan reduplikasi
reduplikasi ialah pengulangan bentuk kata.
a.
Berbahasa disebabakan kesalahan dalam menentukan
bentuk dasar yang diulang.
Contohnya: mengemasi diualang menjadi mengemas-kemasi,
seharusnya mengemas-ngemasi.
b.
Kesalahan berbahasa terjadi
karena bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanyasebahagian yang diulangi.
Contohnya: Kaki tangan diulang
menjadi kaki-kaki tangan, seharusnya
diulang seluruhnya kaki tangan- kaki tangan.
c.
Kesalahan berbahasa terjadi karena menghindari
perulangan yang terlalu
panjang. Contohnya: Orangtua bijaksana diulang
hanya sebagian yakni, orang-orang
tua bijaksana, seharusnya perulangannya penuh orangtua bijaksana-orangtua bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar